Semua Ribut Di Hilir Lupa Penyebabnya Di Hulu Kembali Pada Pancasila Dan UUD 45

0
33

Semua Ribut Di Hilir Lupa Penyebabnya Di Hulu Kembali Pada Pancasila Dan UUD 45

—- Sutoyo Abadi : 11.09.2025

_*Prof. Din Syamsuddin nada serius mengatakan : telah terjadi di negara ini kemungkaran struktural akibat diubahnya kiblat Bangsa/Negara, ditambah oleh kemungkaran kultural yaitu perilaku pemimpin dan pendukungnya yang korup dan mufsid (merusak) khususnya selama 10 tahun terakhir*_

Konsekuensi negara berdasarkan UUD 2002,  Indonesia  menjadi negara liberal dan individual,  negara telah menjadi milik kapitalis sama artinya negara telah menjadi milik  para penguasa linglung dengan, kelola dan kendali negara menjadi  amburadul tanpa arah.

Masyarakat terseret pada kehidupan yang sangat sulit, penyelenggara negara yang seharusnya menciptakan kesejahteraan rakyat hanya bekerja seperti legenda Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso.

Menkeu yang baru dilantik Purbaya Yudhi Sadewa, tampil seperti _”Dewa nyaris seperti Bandung Bondowoso cuap – cuap pertumbuhan ekonomi akan naik 6 – 7 %.  Prof Anthony Budiawan dalam kesempatan berbeda menimpali bahwa pertumbuhan ekonomi tidak semudah membalikkan tangan model Bandung Bondowoso”_.

Memberi saran urus fiskal dulu, urusan pertumbuhan ekonomi bukan semata urusan Menteri Keuangan tidak bisa dengan simsalabim, itu menyangkut stakeholder kementerian yang lain, terkait penggeraknya ekonomi riil.

Kehidupan negara saat ini masih bertumpu pada gali lubang tutup lubang. Hutang telah menyentuh 8000 trilliunan sementara APBN 2025 memiliki pagu Belanja Negara sebesar Rp3.621,3 triliun, yang terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat (termasuk Belanja K/L dan Belanja Non-KL) dan Transfer ke Daerah serta Dana Desa (TKDD). Pagu Pendapatan Negara dalam APBN 2025 adalah Rp3.005,1 triliun, dengan perkiraan defisit anggaran sekitar 2,78% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sekitar Rp662 triliun.

Korupsi merajalela kemana pendapatan negara dari  BUMN- BUMD serta pajak-pajak serta SUN yang ada. Sementara pola hidup mewah para penguasa di pertontonkan dengan telanjang.

Rakyat bergolak penguasa terbelalak , pohon negara sudah miring akan tumbang, penguasa nanar ribut dan sibuk mencari akarnya penyebabnya akar tunggang atau akar serabut, saling menyalahkan satu sama lain.

Penguasa negara terus membela diri meramaikan pasar malam, membuat narasi di sebar via media bahwa negara akan cerah, fajar telah menyingsing, sementara sinetron kemungkaran struktural dan kemungkaran kultural terus berdendang dialam kemunafikan makin gelap gulita.

Semua tenggelam dalam keributan dihilir perdetik berganti – ganti judul macam macam menjadi pertengkaran tanpa ujung, sementara pokok masalah dihulu dinafikan yaitu negara harus kembali pada Pancasila dan UUD 45 (asli ).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.